My Opini (Melanthon S) : Esensi Kemerdekaan 70 th Indonesia

Artikel terkait : My Opini (Melanthon S) : Esensi Kemerdekaan 70 th Indonesia


Meme Pahlawan dan koruptor
Setiap 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia terlepas dari gigitan taring tajam penjajah setelah Bung Karno dan Bung Hatta memproklamirkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Sejak dari hasil perjuangan itulah bangsa Indonesia bebas dari beban berat setelah lebih dari 300 tahun bangsa Indonesia di jajah.

Kini kemerdekaan bangsa Indonesia mencapai 70 tahun sudah, namum kehidupan rakyat Indonesia masih jauh dari kata sejahtera, hanya pihak tertentu saja yang merasakan kesejahteraan itu. Apakah kemerdekaan Indonesia ke 70 tahun ini sudah membuat bangsa Indonesia merdeka seutuhnya?

Berbicara tentang kemerdekaan, sebuah bangsa dikatakan merdeka bukan sekedar hanya bebas dari cengkraman imperialisme dan kolonialisme penjajah saja, tetapi menurut penulis esensi dari kemerdekaan sesungguhnya adalah tiada lagi rakyat yang kelaparan menjalani hidup dalam keadaan sulit dan sangat memperihatinkan.

Rakyat yang hidup di sebuah negara merdeka seharusnya dapat menikmati kehidupan yang lebih baik (sejahtera), dengan cukup sandang, pangan dan papan. Bahkan kemerdekaan mempunyai arti yang berbeda bagi setiap rakyat di Indonesia ini, ada yang mengartikan kemerdekaan itu adalah bebas dari penjajahan, bebas dari perbudakan, bebas dari penyiksaan, atau lain sebagainya.

Di usia kemerdekaan Indonesia yang mencapai ke 70 tahun penulis yakin masih banyak cerita duka dari rakyat Indonesia yang masih terpendam di hati dan hanya sia-sia diceritakan jika ujung-ujungnya pemerintah Indonesia hanya disibukkan dengan kepentingannya masing-masing. Kita lihat sekarang, tidak sedikit para penguasa bangsa ini hanya memikirkan proyek-proyek besar untuk kepentingan sekelompoknya saja dengan mengeruk kekayaan di daerah tanpa memikirkan kesejahteraan rakyatnya.

Setelah 70 tahun Indonesia merdeka menurut penulis perjuangan masih belum selesai. perlu dipertanyakan, apakah kini seluruh rakyat Indonesia sudah benar-benar “merdeka”, dalam arti merdeka untuk hidup layak, merdeka untuk mengemukakan pendapat, merdeka untuk beribadah, merdeka dari kemiskinan dan merdeka atas pendidikan yang bermutu?

Penulis yakin, anda sepakat jika seluruh rakyat indonesia belum merasakan esensi dari kemerdekaan bangsa Indonesia yang sudah mencapai 70 tahun ini.

Indonesiaku

Indonesia adalah negara yang kaya, berbagai macam komoditi alam dan hasil bumi yang melimpah membuat Indonesia dikenal oleh belahan dunia lain dan seharusnya hasil sumber daya alam yang melimpah tersebut dapat mensejahterakan rakyat Indonesia, namun pencapaian tersebut juga belum terwujud meski kini Indonesia berumur 70 tahun.

Bicara tentang Indonesia, korupsi dan suap ibarat sebuah trend yang sudah mendarah daging yang dilakukan oleh para pemimpin di pelosok Indonesia ini, lihat saja di tahun 2014 total jumlah kasus korupsi mencapai 629 kasus dengan jumlah tersangka mencapai 1.328 orang yang merugikan negara hingga Rp 5,29 triliun (hukumonline.com 10/03/2015). Sangat disayangkan, uang rakyat yang seharusnya digunakan untuk meningkatkan realisasi kesejahteraan rakyat Indonesia, namun malah masuk ke saku orang-orang yang tidak bertanggungjawab untuk kepentingan kelompoknya saja.

70 tahun Indonesia merdeka, biaya pendidikan masih saja mahal. Rakyat miskin di Indonesia yang mencapai jumlah 27,73 juta orang menurut Badan Pusat Statistik (BPS) 2014 seakan tidak berhak untuk mengenyam pendidikan di Indonesia ini, faktanya menurut data United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) setiap menit ada empat pelajar yang putus sekolah, setiap tahun ada 1,8 Juta remaja Indonesia putus sekolah karena biaya pendidikan yang mahal (news.okezone.com 02/05/2015). Sangat mengejutkan, ketika rakyat miskin tidak bisa mengenyam pendidikan, padahal dalam UUD 1945 dengan tegas disebutkan bahwa negara berkewajiban mencerdaskan kehidupan bangsa.

70 tahun lalu Indonesia merdeka, hingga kini ketidakberesan birokrasi dan sistem semakin membuat Indonesia ini menjadi lengkap dengan kebobrokan dan penderitaan. banyak birokrat yang tidak sesuai dengan posisinya. Ujung dari bobroknya birokrasi Indonesia adalah buruknya layanan publik. seharusnya mental serta kesadaran diri pejabat dan pegawai negeri sipil harus dibina oleh organisasi terkait agar terciptanya budaya kerja yang baik untuk perubahan birokrasi yang lebih efektif.



Ironis memang ketika Indonesia ingin terus berkembang maju tetapi malah kekurangan tenaga kerja yang kapabilitas untuk memaksimalkan hasil yang lebih baik. Lihat saja perbandingan yang cukup mengejutkan antara jumlah penduduk indonesia dengan orang-orang terampil yang dimilikinya, dari data Asian Productivity Organization (APO) mencatat, dari setiap 1.000 tenaga kerja Indonesia pada tahun 2012, hanya ada sekitar 4,3% tenaga kerja yang terampil. Jumlah itu kalah jauh dibandingkan dengan Filipina yang mencapai 8,3%, Malaysia 32,6%, dan Singapura 34,7% (suarasurabaya.net22/05/2014).l

Belum lagi soal pengangguran yang merajarela akibat melambatnya ekonomi Indonesia, dalam data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, tahun ini (Februari 2014 – Februari 2015) jumlah pengangguran di Indonesia meningkat 300 ribu orang, sehingga total mencapai 7,45 juta orang di Indonesia ini (ekbis.sindonews.com05/05/2015).

Mahalnya harga pangan di Indonesia tentu tidak memihak kepada rakyat miskin sehingga rakyat miskin terlihat kelaparan disetiap sudut kota di Indonesia. Pendapatan rakyat yang tidak memadai untuk kebutuhan hidup akan mendesak rakyat untuk melakukan tindakan kriminal agar dapat bertahan hidup di dunia yang penuh kompetisi ini. Hal tersebut tentu akan meningkatkan angka kriminalitas di Indonesia dan mengancam keamanan kestabilan negara.

Sejak dari dulu Indonesia selalu saja mengalami permaslahan yang tiada habisnya, malahan semakin hari semakin bertambah, baik problematika perekonomian, masalah di bidang politik dan pemerintahan, sosial kemasyarakatan, hukum dan perundang-undangan, bahkan dalam bidang pendidikan dan layanan kesehatan. Seakan deretan masalah yang seperti itu merupakan ciri khas bangsa Indonesia.

70 Tahun Indonesia merdeka, masih terlalu sedikit masalah yang dapat terselesaikan. Setiap rakyat Indonesia selalu memimpikan hidup bahagia, sejahtera, damai dan tenang. Rakyat Indonesia juga tidak bisa merasa bahagia seutuhnya jika masih ada saudara-saudara disekelilingnya dalam kesusahan. Bagaimana mungkin sebahagiaan rakyat indonesia tersenyum sedangkan orang-orang di sekitarnya menangis!

Pemimpin, marilah benahi Indonesia ini untuk kebaikan rakyat, jika kita berada dijalan yang benar, mengatur dengan benar, jujur dan adil serta mengikuti ajaran agama, percayalah semua akan` ada solusinya.

Ingat, rakyat adalah yang paling utama dalam sebuah begara, rakyat juga memiliki kedaulatan kekeuasaan kerena rakyat jantung hati bangsa. Yakinlah wahai pemimpin jika bersama rakyat kalian berjuang pasti akan dapat mengangkat derajat bangsa Indonesia.

Nah, 70 tahun sudah bangsa Indonesia merdeka, rakyat masih berharap kepada bangsa Indonesia agar adanya kesejahteraan dan keadilaan sosial bagi seluruh rakyat indonesia!

Indonesia masih dalam perjalanan panjang dalam mecapai kemerdekaan yang sesungguhnya karna memang indonesia ini masih dijajah oleh bangsa ini sendiri. para koruptor selalu bertambah. mari kita sama-sama membangun indonesia yg merdeka sesungguhnya.

Artikel Teknologi Informasi dan Komunikasi Lainnya :

0 komentar:

Copyright © 2015 Teknologi Informasi dan Komunikasi | Design by Bamz